Rindu yang tertahan sangat menyakitkan. Akankah pertemuan
datang meskipun pertemuan mungkin tidak akan pernah terjadi diantara kita. Haruskah aku
terus berharap agar pertemuan memihak kepada kita. Aku lelah harus sembunyi
dibalik tulisan-tulisan ini dan menahan semuanya sendiri. Kenapa harus ada
rindu?
Aku lelah kenapa aku bisa merindukanmu padahal kita tak
pernah berjumpa (lagi). Sekian tahun aku merindukanmu, diam, dan hanya mengadu
kepada ketikan mati ini. Jujur..... aku benci harus merasakan ini semua. Seandainya
kamu mengetahui, apakah mungkin kamu juga meridukanku? Apakah mungkin kita
berjumpa setelah kamu tahu aku memiliki rindu untukku?
Ingin rasanya aku menyentuh hidupmu dan mengatakan kepadamu
bahwa aku merindukanmu. Rindu yang bertahun-tahun tertahan.
Ingin rasanya kau ku miliki...... Seandainya kamu tau apa
yang aku rasakan.
Kebisuanku tidak akan membuahkan hasil apa-apa mungkin
selain sakit hati dan menyesal suatu saat nanti. Baiknya rindu ini aku simpan
saja untukmu biar semakin menumpuk dan menumpuk kemudian..... bisa gilakah aku
karna rindu yang menumpuk? Apabila jawabannya iya maka kamu harus tanggung
jawab! Karna kamu yang membuat aku gila karena merindukanmu. Tapiiiiii kamu kan
tidak akan pernah tahu kalau aku merindukanmu jadi siapa yang salah? (skip)
Kamu tidak akan pernah tahu tentang rindu ini dan tentang
perasaan ini. Rindu yang selalu menyelip di ruang yang sempit di hati ini,
memaksaku untuk mengingat wajah dan parasmu, meneriakkanku untuk memanggil
namamu dalam bisu, dalam sepi, dan dalam keheningan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar