Teruntuk kamu yang mungkin memang tak akan pernah kugenggam.
Entah aku harus memulai dari mana
untuk bercerita. Entah kenapa kali ini aku menangisimu (lagi). Kalau ada air
mataku yang jatuh untukmu, itu bukan karena kamu melakukan kesalahan kok. Aku hanya
merasa bingung harus bagaimana lagi untuk membuatmu sadar bahwa aku ada. Ribuan
hari nampaknya tak cukup membuatmu dapat melihatku, haruskah puluhan ribu hari
untuk kamu bisa melihatku dan mulai berbicara denganku. Untuk bisa memulai
pertemuan diantara kita.
Mungkin ada kalanya hati lelah
untuk menunggu dan menanti yang tak pasti. Beberapa orang menunggu dan beberapa
orang lainnya tak tau sedang ditunggu. Lalu siapa yang salah? Yang menunggukah
atau yang ditunngu? Entah, aku juga tak mengerti.
Mungkin semuanya memang akan
berlalu begitu saja tanpa pernah kamu mau tau tentang rasa ini. Tanpa pernah
kamu menyadari perasaan tulus ini untukmu. Tanpa pernah kamu tau tersiksanya aku
menunggu. Tanpa pernah kamu tau seberapa keras usaha aku untuk menahan perasaan
ini untuk kamu yang memang nyatanya tak pernah menghampiri aku. Mungkin aku
sudah berada di titik lelah menunggumu. Menunggumu untuk datang menghampiri aku
meskipun hanya sedetik. Namun hingga kini memang tak pernah ada pertemuan dan
percakapan diantara kita. Meski sekalipun kenyataannya aku lelah, aku tetap
ingin menunggumu. Entah sampai kapan.
Jangan salahkan aku atau dirimu
jika aku pergi. Bukan pergi karena tak mencintaimu lagi, tetepi pergi untuk
selamanya. Mungkin sampai dunia kita berbedapun kamu tak akan pernah mau tau
tentang perasaanku untukmu. Mungkin kamu akan tetap cuek, diam dan dingin
kepadaku. Mungkin. Sejak masa putih biru itu ternyata perasaan ini tak berubah,
aneh. Mungkin aku memang hanya bisa mengagumimu, menyayangimu, dan mencintaimu
tanpa harus memilikimu. Tolong katakan kepadaku untuk aku pergi, untuk aku
berhenti mengharapkanmu. Tolong katakan! Tolonggggg!!! Supaya aku sadar bahwa
kamu memang bukan untukku. Supaya aku sadar aku tak berhak meminta apa yang
bukan menjadi hakku. Supaya aku sadar bahwa perasaan ini memang hanya untuk
dipendam. Dirasa dan dinikmati oleh diriku sendiri.
Maaf untuk segala diam dan
bisuku, aku mencintaimu :”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar